KAIDAH KEBAHASAAN TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI AFIKSASI

KAIDAH KEBAHASAAN TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI AFIKSASI 
Buku paket Bahasa Indonesia kelas X SMA/MA/SMK/MAK

1. PENGERTIAN
        Afiksasi atau pengimbuhan adalah proses pembentukan kata dengan mengimbuhkan afiks (imbuhan) pada bentuk dasar, baik bentuk dasar tunggal maupun kompleks. Misalnya mengimbuhahkan ber- pada bentuk dasar komunikasi menjadi berkomunikasi, buat menjadi berbuat, tanggungjawab menjadi bertanggung jawab, bekas menjadi berbekas, sepeda motor menjadi bersepeda motor. Pengimbungan meN- pada bentuk dasar coba menjadi mencoba, adu menjadi mengadu, pertanggungjawabkan menjadi mempertanggungjawabkan. Afiksasi atau pengimbuhan sangat produktif dalam pembentukan kata, hal tersebut terjadi karena bahasa indonesia tergolong bahasa bersistem aglutinasi. Sistem aglutinasi adalah proses dalam pembentukan unsur-unsurnya dilakukan dengan jalan menempelkan atau menambahkan unsur selainnya. 
            Afiksasi merupakan unsur yang ditempelkan dalam pembentukan kata dan dalam lingistik afiksasi bukan merupakan pokok kata melainkan pembentukan pokok kata yang baru. Sehingga para ahli bahasa merumuskan bahwa, afiks merupakan bentuk terikat yang dapat ditambahkan pada awal, akhir maupun tengah kata (Richards, 1992). 
                Ahli lain mengatakan, afiks adalah bentuk terikat yang apabila ditambahkan ke bentuk lain akan mengubah makna gramatikalnya (Kridalaksan, 1993). Dasar yang dimaksud pada penjelasan tersebut adalah bentuk apa saja, baik sederhana maupun kompleks yang dapat diberi afiks apapun (Samsuri, 1988). Kombinasi morfem adalah gabungan antara morfem bebas dan morfem terikat atau morfem bebas dan morfem bebas sebagai bentuk kompleks. Misalnya, kata menembak, kata tersebut terdiri atas dua unsur langsung, yaitu tembak yang merupakan bentuk bebas, dan meN- yang merupakan bentuk terikat. Kata tembak disebut bentuk bebas karena kata tersebut bisa berdiri sendiri pada kata “tembak ayam itu” tembak memiliki makna sendiri dalam gramatikal kata, sedangkan afiks semuanya disebut dengan bentuk terikat karena tidak dapat berdiri sendiri dan secara gramatis selalu melekat pada bentuk lain. 

2. JENIS AFIKSASI
 
a. Prefiks/Prefiksasi 
            Prefiks disebut juga awalan atau imbuhan secara struktural diletakkan pada awal kata dasar, dengan menggunakan imbuhan (ber), (men), (di), (per), (pe), (ke), (ter), (se). Prefiks adalah afiks yang ditempatkan di bagian muka suatu kata dasar (Alwi dll, 1998: 31). Istilah ini berasal dari bahasa Latin praefixus yang berarti melekat (fixus, figere) sebelum sesuatu (prae). 

1). Awalan Ber_ Ber_, digunakan apabila bertemu dengan semua kata dasar. Kecuali, kata dasar yang yang diawali dengan huruf R. 
Contoh: Ber+lari=Berlari Be_, digunakan apabila bertemu dengan kata dasar bermula dengan huruf R. Contoh: Ber+Rasa=Berasa, Ber+ramal=Beramal. 

2). Awalan Me(N)_ Me_, digunakan untuk menggabungkan kata dasar yang bermula dengan huruf L, M, N, NG, NY, R, W, Y. 
Contoh:
a.    Me+Lawan=Melawan, Me+Mulai=Memulai, Me+Ngantuk=Mengantuk, Me+Nyanyi=Menyanyi,           Me+Rusak= Merusak, dll.
b.   Mem_, digunakan apabila berttemu dengan kata dasar yang bermula dengan huruf B. Contoh:              Mem+Beri=Memberi, Mem+Buat=Membuat, Dll.
c.    Men_, digunakan apabila bertemu dengan kata dasar yang bermula dengan huruf C, D, J. Contoh:         Men+Coret=mencoret, Men+Dakwah=Mendakwah Men+Junjung=Menjunjung.
e.    Meng_, digunakan jika bertemu dengan kata dasar yang bermula dengan huruf G, GH, H, KH, A, I,        U, E, O. Contoh: Meng+Garuk=Menggaruk, Meng+Khayal=Mengkhayal,Dll.
f.    Menge_, digunakan apabila bertemu dengan kata dasar yang mempunyai satu suku kata. Contoh:           Menge+kenal=Mengenal, Menge+Kecil=Mengecil, Dll. 

3). Awalan Di_, digunakan untuk membentuk kata kerja pasif dan menukarkan kata pasif menjadi aktif.        Contoh: Di+Minta=Diminta, Di+makan=Dimakan, Di+rawat=Dirawat, Dll. 

4). Awalan TeR_, Awalan TeR_,digunakan untuk semua kata dasar. Kecuali kata dasar yang bermula         huruf R. Awalan Ter_, akan menjadi Te_, jika digabungkan dengan Kata dasar yang bermula dengan      huruf R. Contoh: Ter+Minum=Terminum, Te+rendam=Tetendam, Dll. 

5). Awalan PeN_, Pe_, digunakan pada kata dasar yang bermula dengan huruf L M, NG, NY, W.                 Contoh: Pe+Luang=peluang, Pe+Main=Pemain, Pe+Nyanyi=Penyanyi, Dll.

6. Pen_, digunakan jika bertemu dengan kata dasar yang bermula C, D, J, SY, Z. 
    Contoh: Pen+Curi=Pencuri, Pen+Dengar=Pendengar, Dll.

7. Pem_, digunakan jika bertemu dengan kata dasar yang bermula huruf B, F. 
   Contoh: Pem+Beri=Pemberi, Pem+Baca=Pembaca, Pem+Fitnah=Pemitnah, Dll. 

8. Peng_, digunakan untuk kata dasar yang bermula dengan huruf G, H, KH, A, I, U, E, O. 
    Contoh:Peng+guna=Pengguna, Peng+Huni=Penghuni, Peng+ukur=Pengukur, Dll.

9.  Penge_, digunakan untuk kata dasar satu suku kata. 
    Contoh: Penge+Bom=pengebom, Penge+Mas=pengemas,Penge+Lap= pengelap, Dll. 

b. Sufiks/Sufiksasi 
            Sufiks atau akhiran adalah afiks yang secara struktural digunakan di bagian akhir kata dasar (Alwi dll, 1998:31). Seperti (Kan), (i), (an), (nya), (man), (wati), (nda), (anda). Istilah ini juga berasal dari bahasa Latin suffixus yang berarti melekat (fixus, figere) di bawah (sub) . Ketiga bahasa yang dianalisis di sini semuanya memiliki sufiks. 
Misalnya, 
Beli + Kan = Belikan, 
Duduk + Kan = Dudukkan, 
Sastra + Wan = Sastrawan, Dll. 

Akhiran Kan_, digabungkan dengan kata dasar untuk membentuk kata kerja. 
Contoh: Beri+kan=Berikan, Cari+Kan=Carikan, Cerita+Kan=Ceritakan, Jalan+Kan=Jalankan,                              Besar+kan=Besarkan, Dll. 
Akhiran An_, Digunakan apabila bergabung dengan kata dasar akan membentuk kata nama. 
Contoh: Tulis+An=Tulisan, Laut+An=Lautan, Manis+An=Manisan, Dll.
 
Akhiran i_, digabungkan dengan kata dasar untuk membentuk kata kerja. 
Contoh: Duduk+i=Duduki, ikut+i=Ikuti, dalam+i=Dalami, Serta+i=Sertai, Dll. 

c. Infiks/ Infiksasi 
            Infiks atau sisipan adalah afiks yang diselipkan di tengah kata dasar (Alwi dll, 1998:32). Dalam bahasa Latinnya adalah infixus yang berarti melekat (fixus, figere). 
Bahasa Indonesia memiliki beberapa infiks seperti (er), (el), dan (em). Contoh : Em + getar = Gemetar Er + Gigi = Gerigi 

d. Konfiks/Konfiksasi 
        Menurut Alwi (1198:32) konfiks adalah gabungan prefiks dan sufiks yang membentuk suatu kesatuan dan secara serentak diimbuhkan. Konfiks adalah imbuhan yang terletak pada awal dan akhir kata dasar, seperti (per-an), (ke-an), (ber-an), (men-kan), (di-kan), (memper-kan), (diper-kan), (men-i), (di-i), (memper-i), (diper-i), (ber-kan). 
Contoh: (ke-an) +(adil) =keadilan (ber-an) + (datang) = berdatangan Konfiks dapat ditemukan dalam                bahasa Indonesia, contohnya kata kelaparan (dari kata lapar). Konfiks (ke-an) diimbuhkan                    secara serentak (tidak ada kata kelapar atau laparan). Kridalaksana dll (1985:20) menyebutkan                 ada empat konfiks dalam bahasa Indonesia, yaitu: (ke-an), (peN-an), (per-an), dan (ber-an). 

e. Interfiks dan Simulfiks 
        Bauer(1988: 23-24) menyebut interfiks sebagai afiks yang muncul di antara dua elemen yang membentuk kata majemuk. Kata interfiks berasal dari bahasa Latin inter yang berarti berada di antara, dan fixus yang berarti melekat. Dengan demikian, dapat dibedakan dengan infiks yang berarti melekat di dalam. 
        Interfiks dapat dilihat dalam bahasa Arab. Interfiks (ul) muncul di antara kata (birr) dan (walad), sehingga menjadi (birr-ul-walad) (‘bakti anak’). Penulis tidak menemukan interfiks dalam bahasa Indonesia. Untuk bahasa Inggris, penulis berpendapat bahwa bahasa Inggris dapat dianggap memiliki interfiks karena pengaruh bahasa Latin. Contohnya interfiks (o) dalam kata morphology. Morph dan logy memiliki artis tersendiri dalam kamus Webster’s New World. Gabungan kedua kata ini memerlukan interfiks (o)sehingga gabungannya bukan morphlogy melainkan morphology.
        Istilah morfologi dalam bahasa Indonesia tidak dapat dianggap memiliki interfiks (o)karena hanya kata morf yang ada dalam arti KBBI. Sedangkan simulfiks memiliki definisi yang dapat dilihat dari asal katanya dalam bahasa Latin simulatus ‘bersamaan, membentuk’ dan fixus ‘melekat’. Menurut Kridalaksana (1985: 20), simulfiks adalah afiks yang dimanifestasikan dengan ciri-ciri segmental yang dileburkan pada bentuk dasar. Dalam bahasa Indonesia, simulfiks dimanifestasikan dengan nasalisasi dari fonem pertama suatu bentuk dasar. Simulfiks masih dianggap hanya terdapat dalam bahasa Indonesia tidak baku. Contoh: (kopi dan ngopi). 

3. CONTOH PROSES AFIKSASI 
a. Proses terjadinya akfiksasi khusus untuk (me + [Kata Dasar]) kata dasar yang berawalan huruf (t)         akan digantikan menjadi huruf (n). 
    Contoh : (me)+ (tulis) = menulis (me)+ (terima) = menerima (me)+ (tari)= menari 
b. (me)+ (Kata Dasar) dengan kata dasar yang berawalan huruf (s) akan digantikan menjadi huruf (ny).      Contoh : (me)+ (sapu) = menyapu (me)+ (santap) = menyantap (me)+ (salin) = menyalin 
c. (me)+ (Kata Dasar) dengan kata dasar yang berawalan huruf (k)akan digantikan menjadi huruf (ng).     contoh : (me)+ (kaji)= mengaji (me)+ (kunci) = mengunci Namun berbeda dengan kata asing (non-       EYD) yang belum dibakukan dalam bahasa Indonesia, huruf (k) tetap. Contoh: (me)+ (konversi) =         mengkonversi 
d. (me)+ (Kata Dasar) dengan kata dasar yang berawalan huruf (p)akan digantikan menjadi huruf (m).         Contoh : (me)+ (pukul) = memukul (me)+ (pasang) = memasang) 
e. (me)+ (Kata Dasar) dengan kata dasar yang berawalan huruf (c) akan tetap menjadi huruf (c).
    Contoh : (me)+ (cuci)= mencuci (me) + (cari) = mencari (me)+ (curi)= mencuri Dalam prefiks (me)     yang dapat berubah-ubah menjadi (mem), (men), (meny), (meng), (menge), tersebut merupakan hasil     dari proses morfofonemik yang menimbulkan nazalisasi. Nazalisasi adalah bunyi yang dihasilkan         atau dikeluarkan oleh rongga hidung. 

4. FUNGSI PROSES AFIKSASI 
a. Fleksi, yaitu afiksasi yang membentukkan alternant-alternant dari bentuk yang tetap merupakan kata,     atau unsur leksikal yang sama. 
b. Derivasi, yaitu afiksasi yang menurunkan kata atau unsure leksikal yang lain dari kata atau unsur             leksikal tertentu. 

5. BENTUK AFIKSASI 
            Afiks yang terletak di awal bentuk kata dasar, seperti (ber), (di), (ke), (me), (se), (pe), (per), (ter), adalah prefiks atau awalan. Yang disisipkan di dalam sebuah kata dasar, seperfi (em), (er), (el), disebut infiks atau sisipan. Yang terletak di akhir kata dasar, seperti (i), (an), (kan), (isme), (isasi), (is), (if) dan lain-lain dinamakan sufiks atau akhiran. 

6. MAKNA AFIKSASI 
            Afiks adalah unsur apa pun pada struktur morfologis yang ada pada kata dan bukan termasuk akar. Definisi lain, yang dikemukakan Mansur Muslih, Afiks adalah bentuk kebahasaan terikat yang hanya mempunyai arti gramatikal, yang merupakan unsur langsung suatu kata, tetapi bukan merupakan bentuk dasar, yang memiliki kesanggupan untuk membentuk kata-kata baru.


Komentar